Perencanaan desain yang baik akan meningkatkan kualitas hasil penelitian
kuantitatif. Dengan kualitas yang meyakinkan, penjelasan tentang hasil
penelitian hanya dapat dihubungkan dengan yang ada dalam penelitian. Hal ini
dapat dicapai bila peneliti mampu mengontrol faktor-faktor lain yang mungkin
dapat mempengaruhi atau mempunyai kontribusi untuk menjelaskan hasil-hasilnya.
(Margono, 1996)
Pada dasarnya, desain dalam penelitian kuantitatif meliputi penentuan
pemilihan subjek dari mana informasi atau data akan diperoleh, teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data, prosedur yang ditempuh untuk pengumpulan,
serta perlakuan yang akan diselenggarakan (khusus untuk penelitian
eksperimental).
Konsep yang sangat penting dan terkait dengan masalah desain adalah
validitas yaitu seberapa jauh penjelasan ilmiah tentang suatu fenomena sesuai
dengan kenyataan. Validitas dapat dibedakan menjadi dua : internal dan
eksternal. Validitas internal mengacu pada seberapa jauh apa yang diamati,
diukur, dan dianalisis sesuai dengan kenyataan. Validitas eksternal mengacu
pada kemampuan generalisasi hasil atau dengan kata lain, seberapa jauh hasil
serta kesimpulan dapat diterapkan memahami populasi serta setting yang lebih
luas.
Jenis-jenis Desain
Kuantitatif
Berdasarkan desainnya, penelitian kuantitatif dapat diklasifiasikan menjadi
tiga jenis : deskriptif, eksperimental, dan ex post facto. Masing-masing desain
tersebut cocok untuk jenis pertanyaan penelitian atau masalah tertentu, tetapi
tidak untuk yang lain.
1. desain deskriptif
Jenis desain penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan deskripsi
tentang suatu kenyataan atau menguji hubungan antara kenyataan yang telah ada
atau telah terjadi pada subjek. Dalam desain ini, peneliti tidak melakukan
manipulasi perlakuan atau penempatan subjek.
2. desain eksperimental
Dalam desain eksperimental, peneliti melakukan manipulasi terhadap
perlakuan (treatment) yang diberian terhadap subjek. Peneliti melakukan kontrol
terhadap apa yang akan dialami oleh subjek dengan cara memberi atau tidak
memberi kondisi atau perlakuan tertentu secara sistematis.
3.desain ex post facto
Desain ini digunakan untuk menjajagi kemungkinan adanya hubungan kausal
(sebab-akibat) antara variabel yang tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti.
Peneliti membandingkan dua kelompok subjek atau lebih yang relatif sama kecuali
dalam faktor tertentu yang menjadi fokus penyelidikan. Berbeda dengan desain
eksperimental, dimana apa yang terjadi pada subjek telah dimanipulasi oleh
peneliti, desain ex post facto memfokuskan penyelidikannya pada apa yang
terjadi pada subjek. (Ibnu Hadjar, 1999)