Anatomi tumbuhan merupakan suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang struktur dan fungsi sejumlah organ dan jaringan tumbuhan serta hubungannya, dan perkembangan struktur organ dan jaringan tersebut.
Anatomi tumbuhan biasanya dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan hierarki dalam kehidupan:
- Organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringan-jaringan penyusunnya;
- histologi, mempelajari struktur dan fungsi berbagai jaringan berdasarkan bentuk dan peran sel penyusunnya;
- sitologi, mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel di dalamnya, proses kehidupan dalam sel, serta hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya. Sitologi dikenal juga sebagai biologi sel.
Fungsi anatomi tumbuhan yaitu untuk mengetahui semua proses fisiologi yang berlangsung dalam tumbuhan dan hubungan filogenetik diantara berbagai golongan tumbuhan.
2.2 KETERKAITAN ANATOMI TUMBUHAN DENGAN ILMU SEGI LAIN DARI TUMBUHAN
Anatomi tumbuhan berkaitan dengan berbagai ilmu, yaitu hortikultura, patologi, taksonomi, biokimia, dan ekologi.
Keberhasilan atau kegagalan praktek hortikultura seperti pemangkasan, penempelan, propagasi vegetatif, dan peristiwa pengiringnya seperti penyembuhan luka, regenerasi, dan perkembangan akar dan tunas baru, akan lebih berguna jika sifat struktur yang melandasi semua peristiwa itu dipahami dengan benar.
Dalam patologi tumbuhan, pengaruh penyakit tidak dapat dipahami dengan baik tanpa memahami struktur normal jaringan yang terserang. Selain itu, penangkisan efek penyakit atau parasit, bahkan kerentanan terhadap penyakit itu sendiri dapat terungkap oleh adanya perubahan struktur atau kekhasan struktur suatu tumbuhan.
Dalam taksonomi tumbuhan, sangat diperlukan pengetahuan yang cermat tentang struktur anatomi dan histologi tumbuhan, yaitu dengan menggunakan sifat anatomi dan histologi yang banyak dan berbeda-beda, yang hanya dapat diamati dengan penyelidikan secara mikroskopik dan bahkan secara submikroskopik dapat diperoleh tingkatan taksonomi yang benar dan terperinci.
Dalam biokimia, salah satu segi penelitian tumbuhan yang mutakhir adalah kajian tentang perkembangan dan organisasi yang dilakukan berdasarkan korelasi antara perubahan biokimiawi dan struktur dalam tanaman percobaan. Korelasi ini lebih meluaskan pemahaman tentang struktur yang berkembang dibandingkan dengan hasil yang didapat dengan hanya memperhatikan perubahan biokimiawi yang mengungkapkan informasi tentang jumlah, ukuran, dan strutur sel.
Dalam ekologi, dengan mempelajari struktur dan fungsi suatu tumbuhan kita dapat menentukan lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut.
2.3 STRUKTUR UMUM EMBRIO TUMBUHAN BERBIJI
Struktur umum tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji terbentuk dari bakal biji. Di dalam bakal biji terdapat zigot dan endosperm. Zigot akan tumbuh menjadi embrio, sedangkan endosperm sebagai sumber cadangan makanan untuk perkembangan embrio.
Embrio mengandung sumbu halus atau pendek dengan dua kutub yaitu titik tumbuh akar dan titik tumbuh tunas. Pada sumbu tersebut ke arah lateral terbentuk kotiledon atau daun lembaga.
Embrio atau lembaga tumbuhan memiliki tiga bagian, yaitu akar lembaga/calon akar (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan batang lembaga (kaulikulus).
Akar lembaga akan tumbuh dan berfungsi sebagai akar. Ujung akar lembaga menghadap ke arah liang biji. Pada saat biji berkecambah, akar tumbuh menembus kulit biji dan keluar melalui liang tersebut.
Daun lembaga atau kotiledon merupakan daun pertama suatu tumbuhan. Daun lembaga memiliki fungsi antara lain :
· Sebagai tempat menimbun makanan, yang kelihatan tebal dengan bentuk umumnya cembung di satu sisi dan rata pada sisi lainnya.
· Sebagai alat untuk melakukan fotosintesis.
· Sebagai alat pengisap makanan untuk embrio atau lembaga yang berupa lapisan tipis berbentuk perisai yang dinamakan skutelum pada monokotil.
Batang lembaga atau kaulikulus dibedakan menjadi epikotil dan hipokotil. Epikotil adalah ruas batang di atas daun lembaga yang akan tumbuh menjadi batang dan daun. Hipokotil adalah ruas batang di bawah daun lembaga yang akan tumbuh menjadi akar.
Beberapa biji segera mengalami perkecambahan jika berada di kondisi yang sesuai. Namun beberapa biji yang lain akan mengalami masa dormansi. Artinya biji tersebut tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Biji yang mengalami masa dormansi adalah biji yang berada di tempat yang kondisinya tidak cocok untuk perkecambahan. Berdasarkan letak perkecambahan, tipe perkecambahan dibedakan menjadi dua, yaitu perkecambahn epigeal dan perkecambahan hipogeal2.4 PERBEDAAN EMBRIO DIKOTIL DAN MONOKOTIL
Embrio dikotil | Embrio mookotil |
1. pada saat perkecambahan kotiledon membelah dua 2. di bagian bawah kotiledon terdapat sumbu mirip batang, yaitu hipokotil. 3. Di ujung atas hipokotil terdapat calon tunas pucuk, sedangkan di ujung bawah hipokotil terdapat calon akar. 4. Terdapat prokambium yang merupakan meristem primer. | 1. terdapat tonjolan jaringan tanpa jaringan pembuluh yaitu epiblas. 2. Ujung pucuk terbungkus dalam daun bentuk upih yang berfungsi analog dengan tudung akar yang disebut koleoptil. 3. Terdapat akar lembaga (redikula) dan tudung akar di bagian bawah sumbu 4. Terdapat jaringan bentuk seludang (koleoriza) yang berfungsi untuk melindungi embrio atau mengelilingi akar yang berkembang. |