Tuesday, December 6, 2011

Bimbingan konseling di Sekolah

  A. Pengertian Bimbingan Dan Konseling 
Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance, sedangkan Konseling merupakan terjemahan dari Counceling yang merupakan bagian dari bimbingan.
Prngertian Bimbingan
1. Sertzer & Stone  {1966 : 3}
Mengemukakan bahwa guidance berasal kata guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan). 
2. Erman Amti dan Prayitno {2004 : 99} 
Mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. 
3. Winkel  {2005 : 27} 
Mendefenisikan bimbingan sebagai : 
Suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri. 
Suatu cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya. 
Sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup. 
Suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan. 
4. Djumhur dan Moh. Surya {1975 : 15} 
Berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. 

5. Rochman Natawidjaya  {1987 : 31}
Bimbinngan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian batuan kepada individu, yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya. Dengan demikian dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada hehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk social.
6. Prayitno {1983 : 2 & 1987 : 35}
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang (individu) atau sekelompok orang agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kemandirian ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri yaitu : Mengenal diri sendiri dan lingkungannya, menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis, mengambil keputusan, mengarahkan diri, dan mewujudkan diri.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas maka saya dapat menarik kesimpulan bahwasannya bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan yang dapat berupa saran, nasehat, ataupun jalan keluar untuk pemecahan suatu masalah yang sedang dihadapi oleh siswa dalam hal ini dilakukan oleh guru BP ataupun guru bidang studi terhadap  seorang atau beberapa siswa yang dilakukan secara terus menerus, berkelanjutan dan sistematis. Hal ini dimaksudkan agar siswa atau sekelompok siswa tersebut dapat memperbaiki diri, menjadi pribadi yang mandiri dan dapat merencanakan masa depan  dengan sebaik-baiknya. 
Kemandirian yang menjadi Tujuan usaha bimbingan ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi yang mandiri, yaitu  siswa dapat dan mampu memahami, mengenali serta mengetahui tentang dirinya sendiri dan lingkungannya sebagaimana adanya dikehidupan nyata. Siswa dapat menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis. Siswa dapat mengambil keputusan secara mandiri dengan berbegai pertimbangan baik buruk keputusan yang diambil tersebut. Siswa dapat dan mampu mengarahkan dirinya sendiri menuju kearah yang lebih baik dari sebelumnya. Siswa mampu mewujudkan suatu pribadi yang mandiri dan tidak selalu bergantung kepada orang lain.

Pengertian Konseling
Konseling sebagai terjemahan dari counseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun sebagai teknik. Layanan Konseling adalah jantung hati layanan Bimbingan secara keseluruha, jadi konseling merupakan inti dari alat yang paling penting dalam bimbingan. Secara Etimologi berasal dari bahasa Latin consilium artinya dengan atau bersama yang dirangkai dengan menerima atau memahami. Sedangkan dalam Bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari sellan yang berarti menyerahkan atau menyampaikan.
Berikut ini pengertian konseling menurut beberapa ahli :
1. Erman Amti dan Prayitno {2004 : 105} 
Proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
2. Winkel {2005 : 34} 
Serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli atau klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.
3. Pepinsky 7 Pepinsky ,dalan Shertzer & Stone  {1974}
Interaksi yang terjadi antara dua orang individu ,masing-masing disebut konselor dan klien. 
Interaksi yang terjadi dalam suasana yang professional. 
Interaksi yang dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk memudah kan perubahan-perubahan dalam tingkah laku klien. 

4. Smith dalam Shertzer dan Stone  {1974}
Suatu proses dimana konselor membantu konseli membuat interprestasi-interprestasi tetang fakta-fakta yang berhubungan dengn pilihan,rencana,atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat.
5. Division of Conseling Psychologi
Konseling merupakan suatu proses untuk memebantu individu mengatasi hambatan-hambatan ataupun masalah-masalah mengenai perkembangn dirinya, dan untuk mencapai perkembangan yang optimal mengenai kemampuan pribadi yang dimilikinya, dimana proses tersebuat dapat terjadi setiap waktu dan dimanapun kita berada.
6. Mc. Daniel  {1956}
Suatu pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kapadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan lingkungan sehingga individu tersebut dapat berguna bagi orang lain dan lingkungannya.

7. Berdnard & Fullmer  {1969}
Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,motivasi,dan potensi-potensi yang yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketige hal tersebut. 

8. Natawidjaja {1987 : 32}
Konseling merupakan suatu jenis layanan ynang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Koseling dapat diartikan sebagai hubungan timbale balik antara dua individu, dimanayang seseorang (yaitu konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan denga masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.
9. Moh. Surya {1988 : 38}
Konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Dalam pembentukan konsep yang sewajarnya mngenai : Dirinya sendiri, orang lain, pendapat orang lain tentang dirinya, tujuan-tujuan yang hendak dicapai, dan kepercayaan.
10. Prayitno {1983 : 3}
Konseling adalah pertemuan empat mata antara klien dan konselor yang berisi usaha yang selaras, unik, dan human (manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.
Berdasarkan pengertian-pengertian konseling menurut para ahli di atas maka  saya dapat manyimpulkan bahwasannya konseling dapat diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu siswa dimana kegiatan ini dilakukan secara tatap muka langsung dengan siswa yang bersangkuta dengan tujuan agar siswa tersebut dapat memperoleh konsep diri, kepercayaan diri dalam mengambil suatu tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus  yang sedang dihadapi siswa tersebut serta dapat memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungkin pada masa yang akan datang. Dengan demikian masalah yang dihadapi oleh siswa dapat diselesaikan oleh dirinya sendiri dengan pengambilan keputusan yang tepat sehingga dapat membuat dirinya menjadi lebih baik dan mandiri.

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan Umum
Suatu kegiatan pasti ada tujuannya, begitu pula bimbingan konseling ini, tujuan bimbingan konseling di sekolah agar konseli dapat merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang, mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerjanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka harus mendapatkan kesempatan untuk mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya, mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada dilingkungannya, mengenal atau menentukan tujuan atau rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut, memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri.  
Tujuan Khusus
Tujuan pemberian bimbingan dan konseling pada siswa di sekolah adalah agar siswa dapat :
1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi dan kehidupan-nya di masa yang akan datang. Dengan dilakukannya Bimbingan dan Konseling diharapkan siswa dapat merencanakan apa yang akan dilakukan dalam rangka perencanaan studi, pemilihan jenis studi sehingga nantinya dapat bersaing dalam dunia kerja yang tuntutannya semakin tinggi.
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin. Dengan dilakukannya Bimbingan dan Konseling maka diharapkan siswa dapat mengetahui bakat-bakat yang terpendam di dalam dirinya sehingga kemampuan tersebut dapat dikembangkan secara optimal dan nantinya dapat menjadi niali plus untuk dirinya sendiri.
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan. Dengan dilakukannya Bimbingan dan Konseling maka diharapkan siswa dapat dengan mudah beradaptasi dengan situasi dimana siswa tersebut menempuh pendidikan.
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan. Dengan dilakukannya Bimbingan dan Konseling maka diharapkan siswa dapat memecahkan dan mengambil keputusan sendiri mengenai masalah yang sedang dihadapi dengan tepat dan dapat menyesuaikan dengan kondisi di lingkungan pendidikan yang sedang dijalani.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk: 
1. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkem-bangannya.
2. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya, 
3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut.
4. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri 
5. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya.
6. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.
7. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal. 
Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir.
  Tujuan Bimbingan Dan Konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseling adalah: 
Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat 
Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
Berdasarkan poin-poin yang telah disebutkan di atas maka tujuan dilakukannya Bimbingan dan Konseling agar siswa mampu hidup berbaur dengan masyarakat dilingkungan tepat tinggalnya dengan memilki nilai-nilai keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki sikap toleransi terhadap umat yang beragama lain, dapat menerapkan ilmu biologi dalam kehidupann sehari-hari, memilki rasa tanggung jawab terhadap kemajuan daerah tempat tinggalnya, dapat mengambil keputusan secara efektif dan mampu menyelesaikan masalah, baik itu masalah pribadi maupun masalah yang ada di lingkungan masyarakat. Dengan demikian suatu  bimbingan dan konseling dapat dikatan berhasil apabila siswa dapat melakukn semua hal tersebut.
  Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah :
Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya. 
Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi.
Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian. 
Berdasarkan poin-poin yang telah disebutkan di atas maka tujuan dilakukannya Bimbingan dan Konseling agar siswa mampu mengidentifikasi kemampuan-kemampuan yang ada dalam dirinya sendiri sehingga mereka dapat mengoptimalkan kemampuan yang ada tersebut dimana kemampuan ini dapat dijadikan nilai plus dalam persaingan dunia kerja. Selain itu siswa juga dihendaki mampu belajar secara positif, memiliki motif yang tinggi dalam belajar, dapat mengetahui system belajar yang tepat untuk dirinya, dan memiliki kesiapan  mental dan mampu menghadapi ujian.

Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek tugas perkembangan karier adalah :
Mampu membentuk identitas karier, dengan cara mengenali cirri-ciri pekerjaan di dalam lingkungan kerja.
Mampu merencanakan masa depan.
Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier
Mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat.
Dari poin-poin yang telah disebutkan di atas maka dapat diketahu bahwa tujuan dilakukannya Bimbingan dan Konseling pada aspek pengembangan karier bertujuan agar siswa mampu merencanakan masa depan, dapat membentuk atau mengenal pekerjaan yang cocok yang sesuai dengan minat, keterampilan, dan kemampuan ang dimilkinya sehingga siswa dapat berkembang dan sukses.
C. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Fungsi Pengembangan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok  atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
Dalam fungsi pengembanga, Bimbingan dan Konseling berfungsi untuk menciptakan situasi belajar yang kondusif sehingga siswa tidak jenuh dalam belajar. Untuk mewujudkan fungsi ini kepala sekolah dan perangkatnya dituntut agar dapat merencanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga siswa akan terbantu dalam mencapai tugas perkembangannya.

Fungsi Pemeliharaan 
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseling supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseling agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseling.

Dalam fungsi pemeliharaan Bimbingan dan Konseling berfungsi untuk membentuk pertahanan siswa dalam menjaga diri agar tetap dalam situasi yang kondusif dalam belajar di dalam maupun di luar kelas. Dalam hal ini guru hendaknya memimbing siswa agar tetap pada kondisi yang produktif dengan program-program yang kreatif dan dapat memacu keinginan siswa untuk terus belajar dengan aktif.
Fungsi Penyembuhan 
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching. 
Dalam fungsi penyembuhan, Bimbingan dan Konseling berfungsi untuk memulihkan kembali kepribadian atau kondisi siswa pada posisi awal dengan cara melakukan pengulangan pengajaran apabila masalah yang dihadapi mengenai pelajaran., 
Fungsi Perbaikan 
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
Dalam fungsi perbaikan, Bimbingan dan Konseling berfungsi untuk meluruskan atau membenahi cara berpikir siswa yang keliru atau salah menjadi cara berpikir yang positif, dan dapat berpikir secara rasional.
Fungsi Penyaluran 
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
Dalam fungsi penyaluran, Bimbingan dan Konseling berfungsi untuk membimbing siswa dalam memilih jurusan, dan keikusertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswas tersebut sehingga siswa tersebut merasa nyaman menjalaninya.
Fungsi Adaptasi 
Yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseling.
Dalam fungsi adaptasi, Bimbingan dan Konseling berfungsi untuk mempermudah guru dalam penyusunan bahan pelajaran, memilih metode dan proses pembelajaran yang sesuai dengan jenjang, jenis pendidkan apakah itu SMP, SMA maupun MTS, MA sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa sehingga tujuan dari belajar dapat tercapai. Contohnya menggunakan metode eksperimen, presentasi, diskusi, kerja lapangan yang bertujua agar siwsa dapat aktif dan mampu menemukan pengetahuan baru secara mandiri sehingga pengetahuan yang didapatnya dapat tertanam dengan baik.
Fungsi Pemahaman
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
Dalam fungsi pemahaman, Bimbingan dan Konseling berfungsi untuk membantu siswa dalam memahami tipe ataupun potensi pada dirinya sehingga siswa dapat secara optimal mengembangkan potensi tersebut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
Fungsi Preventif
Yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex). 
Dalam fungsi preventif, Bimbingan dan Konseling berfungsi untuk melakukan pencegahan agar siswa tidak masuk dalam jalan yang salah atau berprilaku menyimpang seperi mencotek, merokok, penyalahgunaan obat-obatan dan pergaulan bebas. Selain itu fungsi ini 

untuk lebih lengkapnya, Download di sini